Total Tayangan Halaman

Rabu, 31 Oktober 2012

Sebuah Puisi: Bolehkah Aku Menoleh

Bolehkah Aku Menoleh

Garis putih bergemuruh ria
Menyentuh kulit pantai
                Terik lukiskan warna di wajah cermin bumi
                Marore sasaran buih riak yang cerewet
Seorang teruna gunung
Termenung akan kampungnya
Juga gadisnya
Mereka dipisah bentangan samudra
                Teruna pun bertanya
                “Sanggupkah aku tetap setia
                Seperti ombak dan riak pada pantai
                Atau seperti nelayan yang hanyut oleh arus
kala diterpa angin dan gelombang maha hebat
                lalu terbawa ke lain pulau.”
Kawio dan Kemboleng berdampingan intim
Marore menatap hanya dari jauh
Irih melihat mereka mesra
“Bolehkah aku juga menoleh ke pulau yang dekat?”
Seperti kau kuanggap
                Karena jujur, aku takut tentang kau
                Kata temanku,
                “Yang dekat selalu menang.”

Pantai Marore, 10 Oktober 2012
               
               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar